Pendidikan Bisnis Menjadi Tuan Rumah Kongres APSIBI Ke 2 dengan Workhsop Integrasi Kurikulum Merdeka Menyongsong Persaingan 5.0
Unesa.ac.id, SURABAYA—Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UNESA menyelenggarakan Kongres Aliansi Pendidik dan Praktisi Bisnis Indonesia (APSIBI) ke-2 dan Workshop Nasional 2023 dengan tema "Integrasi Kurikulum Merdeka Pendidikan Bisnis di Era Society 5.0" di Hotel Kampi, Surabaya, pada Jumat, 6 Oktober 2023.
Hadir sebagai pemateri, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Fakultas Ekonomi UPI, Dr. Lili Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M; CEO Funfita Indonesia, Deni Andis I.S.S.T; Ketua Konsentrasi Keahlian Bisnis Digital sekaligus Guru SMKN 4 Surabaya, Suprapti, S.T.
Kegiatan yang berlangsung hingga 7 Oktober 2023 ini, dimaksudkan untuk menyelaraskan kurikulum APSIBI dengan Kurikulum Merdeka (Kurmer) serta memilih tongkat estafet kepemimpinan APSIBI. Luaran kegiatan ini berupa pendidik, peneliti, entrepreneur yang memiliki keilmuan yang selaras dengan Kurmer.
Ketua pelaksana, Dr. Raya Sulistyowati, S.Pd., M.Pd., mengatakan, kegiatan ini merupakan wadah bagi pendidik untuk mengurai benang merah yang selama ini menjadi hambatan dalam pelaksanaan kurikulum merdeka.
“Kami terus berusaha dan mengupayakan agar semuanya bisa teraktualisasi dengan baik, melakukan komunikasi secara berkelanjutan. Semoga kegiatan ini dapat output serta input yang menghasilkan terobosan out of the box dan berdampak,” tuturnya.
Ketua APSIBI., Prof. Dr. Wening Patmi Rahayu, M.M., mengatakan, workshop dan kongres ini memiliki nilai yang tinggi untuk menyamakan pandangan antara guru di SMK, perusahaan, dan perguruan tinggi. Sebab, masih terdapat ketidakseimbangan substansi antara K13 dan Kurmer.
“Dari APSIBI sudah memiliki kurikulum, tetapi perlu kita sesuaikan dengan Kurmer, agar senapas dan selaras dalam satu misi yang sama untuk SDM Indonesia yang lebih berkualitas," ucapnya.
Kurmer, kata dia, pendidik dihadapkan dengan waktu yang banyak untuk mengelola pembelajaran. Guru tidak hanya memiliki konsentrasi untuk mengajar, tetapi guru juga harus mengelola kurikulum.
Atas dasar itu, dia berharap dari perteman ini dapat memberikan link and match antara pendidikan di perguruan tinggi, pendidikan SMK dengan Dudi (Dunia Usaha dan Industri).
Pada sesi materi, Lili Wibowo, menuturkan, untuk membuat kurikulum yang selaras dengan Kurikulum Merdeka, dibutuhkan mind mapping dengan perguruan tinggi dan Dudi.
"Kebutuhan Kurmer, tidak hanya cukup dengan cara-cara biasa, diperlukan terobosan baru agar tidak mengalami ketertinggalan," paparnya.
Selaras dengan itu, Ketua Konsentrasi Keahlian Bisnis Digital sekaligus Guru SMKN 4 Surabaya, Suprapti mengatakan, implementasi kurikulum merdeka di sekolahnya masih membutuhkan penyesuaian.
Dari penerapan Kurikulum Merdeka, terdapat pekerjaan yang multitasking yang mesti dilakukan oleh guru, sedangkan SDM di sekolah tersebut tidak memiliki energi yang sama dalam mengelola pembelajaran.
Beliau menuturkan, di SMK, penerapan Kurmer, hambatan yang terjadi adalah SDM yang kurang memiliki kesiapan dalam memetakan substansi kurikulum merdeka yang memuat capaian pembelajaran dan proyek profil pelajar Pancasila atau P5.
Terkait DUDI, menurutnya, terdapat skill yang harus disiapkan mahasiswa untuk terjun di Dudi, meliputi, 1) kepemimpinan, 2) manajemen organisasi, 3) pengalaman yang selaras dengan kebutuhan kerja.